Halaman

Rabu, 05 September 2012

(Mencoba) meraih asa di tahun kedua.. #3 sempat minder...

Dua bulan yang lalu, tepatnya pertengahan bulan Juli 2012, ada satu pengalaman yang menurut saya bisa menjadikan motivasi. Saat itu saya sedang berbincang-bincang dengan teman-teman saya yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dalam sebuah pertemuan keilmiahan di Kota Jogja. Tatkala kami sedang asik ngobrol, ada seorang Guru Besar yang tertarik mendengar perbincangan kami.
Guru Besar tersebut nampak sudah tidak muda lagi, terlihat dari keriput kerutan dimatanya dan rambut panjangnya yang sudah memutih.
Beliau pun juga ikut berpartisipasi dalam perbincangan kami. Beliau memperkenalkan dirinya bahwa dia adalah seorang Guru Besar di salah satu Universitas di Kota Jogja.

Diakhir perbincangan, beliau kemudian bertanya pada kami tentang jurusan masing-masing.
Teman-teman saya pun menjawab, ada yang jurusannya di kedokteran Udayana, ada pula anak teknik ITS, sedang yang lain jurusan mesin.
Dan.. sampailah pertanyaan sang Guru Besar kepada diri saya..

"Lha kalau kamu, Nak ? dari mana jurusan apa??"

Mendengar jawaban rekan-rekan saya sebelumnya yang dengan mantab nan tegas menjawab pertanyaan sang Guru Besar membuat saya agak minder. Bagaimana tidak? dalam benak terpikir, " miturut panemuku jarene uwong-uwong saiki, kabeh sing wes disebutake kancaku mau jurusan sing wes kondhang, lumrahe wong tuwa mesthi seneng nek anake klebu jurusan sing kondhang.. hmm wondene aku kok -mung- jurusan jawa dhewe ya.."
pikiran-pikiran tersebut mensukseskan saya untuk minder dalam menjawab pertanyaan sang Guru Besar tersebut.

"Saya dari Universitas Negeri Semarang, Pak..  dari fakultas Bahasa dan Seni..." 
"Lha itu kan fakultas kamu... maksud saya jurusan anda apa, Nak ?"
"Hehehe.. anu.. Pak.. cuma jurusan jawa.." (kikuk dalam menjawab)

Apa yang terjadi selanjutnya ?
Pundak saya ditepuk beberapa kali oleh beliau sambil menganggukkan kepala.
Beliau menjawab "Ternyata masih ada yang mau nguri-nguri bahasa ibu kita ya?, bagus sekali, Nak.. Lanjutkan, jangan sampai berhenti begitu saja.."
Kata-kata tersebut sungguh sangat beda nuansanya dari yang biasa saya dengar sebelumnya. Baru pertama kali itu saya mendapat mendapat masukan positif secara langsung.

Sejak kejadian itu, bertambah pula semangat saya untuk dengan setia -mencoba- mempelajari dan menghayati kearifan budaya lokal kita, budaya jawa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar